Sosok Wali Allah KH. ABDUL ADZIM SIDOGIRI

 Abdul Adzim Sidogiri: Salamnya Saat Sholat Langsung Dijawab Rasulullah

 
KH Abdul Adzim, itulah sosok Wali Allah dari Sidogiri Pasuruan. Hampir semua ulama’ menyebutnya penuh dengan keistimewaan, memang beliau layak dikatakan seorang wali. Bahkan sebagian habaib menilai Kiai Abdul Adzim bukan hanya wali biasa, tapi rajanya para wali. Konon, setiap pekan beliau didatangi oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan dalam tahiyat sholat, saat sampai pada kalimat, ”Assalamu’alaika ayyuhan Nabiyyu….,” Nabi MUHAMMAD SAW selalu menjawab salam beliau secara langsung.

Bila tidak dijawab oleh nabi, beliau mengulang kalimat tersebut sampai Nabi menjawabnya, baru diteruskan membaca kalimat ”Assalamu’alaina….”. Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau adalah wali Autad keempat, di mana di dunia ini ada empat wali Autad dan beliaulah yang nomor empat.

 
Wali Autad adalah wali yang tidak diketahui oleh orang lain, bahkan wali itu sendiri tidak merasa bahwa dirinya adalah seorang wali. Menurut KH Muchith, Banjarsari, Probolinggo, keponakannya Kiai Abdul Adzim, bahwa beliau sudah menjadi wali sejak kecil dan sejak beliau suka membaca wiridan. Beliau menekuni sebuah wiridan sejak muda, berupa shalawat dan surat al-fatihah. Shalawat yang beliau baca adalah berupa salawat yang dibaca oleh santri di masjid sampai saat ini setelah salat Maghrib.

Dulu, shalawat itu dibaca sebanyak 500 kali dan bacaan istiqfar-nya kurang lebih 313 kali. Shalawat ini disebut salawat Khidir, sebab Nabi Khidir As mendapat ijazah salawat tersebut dari Nabi Muhammad SAW tanpa lafal”Wassalam”.Yang mana biasanya dalam salawat, lafal“Shallallahu” mesti disandingkan dengan”Wassalam”. Sedangkan wiridan lainnya yang dibaca Kiai Abdul Adzim pada masa penjajahan Belanda adalah surat al-Fiil 11 kali usai salat Isya’.

Sebagai seorang wali, beliau dikaruniai oleh Allah SWT berbagai karamah. Sebagai contoh, dalam peristiwa berikut ini. Suatu ketika Nyai Ramlah, adik Kiai Abdul Adzim sedang membaca al-Qur’an di dalemnya (Sladi), tiba-tiba Kiai Abdul Adzim mendatanginya dan menyuruhnya untuk memperbaiki rumahnya. Sebab besok-kata Kiai-rumah itu akan roboh.

Usai berkata begitu, lantas Kiai menghilang. Pagi harinya,Nyai Ramlah penasaran akan kejadian yang menimpanya tadi malam. Akhirnya, ia memutuskan pergi ke Sidogiri untuk menemui kakaknya. Setibanya di Sidogiri, Kian Abdul Adzim langsung berkata kepada adiknya, ”Sudah kamu pulang saja, perbaiki rumahmu!!Ini uangnya.”

Maka Nyai Ramlah kembali ke Sladi. Sampai di sana, ternyata rumahnya sudah roboh. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Kiai Abd.Adzim tahu sebelum sesuatu terjadi dan bisa berpindah tempat dalam waktu sekejap.

(Mukhlisin)

Sumber: Pustaka Sidogiri

Komentar