Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

BEBERAPA MUKASYAFAH YANG DIALAMI WALI ALLAH

Gambar
1). Ada wali yang mampu menyingkap alam gaib, hingga dinding dan kegelapan tidak menghalanginya untuk melihat apa yang dilakukan orang-orang di dalam rumah mereka. 2). Ada wali yang ketika berjumpa dengan seorang penzina, pemabuk, pencuri, pencela, atau orang yang suka berbuat zalim, ia melihat goresan tanda hitam pada anggota tubuh mereka yang melakukan maksiat. 'Ali Abi Ya'zi, guru Ibnu 'Arabi, termasuk wali yang menempati maqam ini. Mukasyafah ini khusus bagi orang yang bersifat wara' (orang yang benar-benar menjauhi maksiat dan syubhat). 3). Ada wali yang jika ada orang yang ribut atau diam di majelisnya, ia mengetahui derajat dan apa yang akan terjadi dengan orang itu, kenyataannya sesuai dengan apa yang dikatakan wali itu, dan ia selamanya tidak akan salah. Diceritakan bahwa ada seorang laki-laki ribut di majelis Abu Madyan, lalu orang itu disuruh keluar. Abu Madyan berkata, "Kamu akan melihat keadaanya setahun kemudian." Sebahagian orang yan

Sejarah Habib Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua)

Gambar
Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal dengan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua (lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman, 15 Maret 1892 – meninggal di Palu, Sulawesi Tengah, 22 Desember 1969 pada umur 77 tahun merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang pendidikan agama Islam, sepanjang hidupnya, ulama yang akrab disapa Guru Tua ini dikenal sebagai sosok yang cinta ilmu. Tak hanya untuk diri sendiri, ilmu itu juga ia tularkan kepada orang lain. Salah satu wujud cintanya pada ilmu adalah didirikannya lembaga pendidikan Islam Alkhairaat sebagai sumbangsih nyata Guru Tua kepada agama islam. Alkhairaat dirikan di Palu, Sulawesi Tengah, kala usia Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri menginjak 41 tahun. Habib Idrus dianggap sebagai inspirator terbentuknya sekolah di berbagai jenis dan tingkatan di Sulawesi Tengah yang dinaungi organisasi Alkhairaat, dan terus berkembang di kawasan timur Indonesia. 📷 Pada tahun 2014, nama Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri jug

KH. ALWI ABDUL AZIZ PEMBERI NAMA NU

Gambar
KH MAS ALWI (SAYYID ABDUL AZIS AL-AZMATKHAN),  PEMBERI NAMA NAHDLATUL ULAMA YANG TERLUPAKAN SEJARAH Habib Alwi Azmatkhan, Sang Pemberi Nama NU yang Terlupakan, Makamnya pun Pernah Hilang. Sosok pemberi nama Nahdlatul Ulama (NU) adalah Sayid Alwi Abdul Aziz al-Zamadghon atau dikenal juga Habib Alwi Abdul Aziz Azmatkhan. Lazim disebut Kiai Mas Alwi. Ia putra kiai besar, Abdul Aziz al-Zamadghon. Bersepupu dengan KH. Mas Mansyur dan termasuk keluarga besar Sunan Ampel, yang juga pendiri sekolah Nahdlatul Waton dan pernah belajar di pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura. Dari pulau garam, ia melanjutkan sekolah di Pesantren Siwalan Panji, Sidoarjo, lalu memungkasi rihlah ‘ilmiyah-nya di Makkah al-Mukarromah. Setelah pulang dari keliling Eropa, ia membuka warung di Jalan Sasak Ampel, Surabaya. Sebagaimana disebutkan dalam kisah berdirinya NU oleh Kiai As’ad Syamsul Arifin, bahwa sebelum 1926, Kiai Hasyim Asy’ari telah berencana membuat organisasi Jami’iyah Ulama (Perkumpulan Ulama). P

KISAH GURU BANGIL BERTEMU 40 WALI ALLAH YANG BERSEMBUNYI DI MAKAM SUNAN AMPEL

Gambar
Kisah Guru Bangil Bertemu 40 Wali Allah yang Bersembunyi di Makam Sunan Ampel   Ini tentang Kisah Guru Bangil Bertemu 40 Wali Allah yang Bersembunyi di Makam Sunan Ampel. Siapa yang tak kenal dengan Guru Bangil (KH Syarwani Abdan Pasuruan)? Pastinya setiap tahun ketika haul beliau ramai Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan yang pergi ke pulau Jawa untuk menghadiri haul beliau. Beliau adalah Gurunya KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghoni atau yang masyhur dengan panggilan Abah Guru Sekumpul. Guru Bangil adalah salah satu keturunan Syekh Arsyad Al-Banjari yang memilih tinggal di Pasuruan Jawa Timur.   Menurut cerita dari salah satu guru Pengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Guru Bangil memiliki Guru yaitu Syaikh Ja’far Syaikhon/Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf Pasuruan. Beliau adalah seorang Wali Qutub nya Jawa pada zamannya. Suatu ketika beliau pernah berucap kepada Guru Bangil. “Di tanah Jawa, yang menahan (menjadi penyandang bala) ada 40 orang wali mastur, jika ingin menemui

WAFATNYA SAYYID MUHAMMAD BIN ALAWY DI BULAN RAMADHAN

Gambar
WAFATNYA SAYYID MUHAMMAD BIN ALAWY DI BULAN RAMADHAN Abuyya As-Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki Al-Hasani wafat pada hari Jum'at, 15 Ramadhan 1425 Hijriyah di Mekkah. *Beliau dimakamkan disebelah makam ayahnya dan Sayyidah Khadijah Al-Kubra.* Kebiasaan beliau dibulan Ramadhan setelah shalat Tarawih selalu membaca Manaqib Sayyidah Khadijah Al-Kubra dan beliau pengarang Kitab Manaqib Sayyidah Khadijah Al-Kubra dengan judul Al-Bushra Fi Manaqib Al-Sayyidah Khadijah Al-Kubra (Kabar gembira tentang biografi Sayyidah Khadijah wanita yang agung). *Al Fatihah Ila Ruh Sayyidina Wa Imamina Al -Habib Al-Sayyid Muhammad Bin Alawy Al-Maliki...* *Wa iIa Ruuh Al-Sayyidah Wa Ummina Khadijah Al-Kubro Lahumul Fatihah...* اللَّهُـــمَّے صَــلِّے عَلَــى سَــــيِّدِنَا مُحَـــمَّدٍ و عَلَــى آلِے سَـــــيِّدِنَا مُحَـــــــمَّد *(( Detik-Detik Wafatnya Beliau ))* *a. Detik-detik Kewafatan Abuya As-Sayyid Muhammad Al-Maliki* Al-Habib Hamid bin Zaid pernah menempuh pendidikan di Pesantren