Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

KH. HASYIM ASY'ARi

Gambar
WAFATNYA HADRATUSYSYECH KH.HASYIM ASY’ARI ( Pendiri NU dan Pahlawan Kemerdekaan ) Hari ini, 7 Ramadhan 1441 H. 75 tahun yang lalu, 7 Ramadhan 1366 H. Hadratusysyech KH HASYIM ASY'ARI WAFAT. Dalam Profil Pesantren Tebuireng, tertulis bahwa tanggal 3 Ramadhan 1366 H ( 21 Juli 1947 M ) jam 9 malam Hadratusysyech KH. HASYIM ASY'ARI selesai mengimami shalat Tarawih , sebagaimana biasanya beliau duduk di kursi untuk memberikan pengajian kepada ibu-ibu muslimat. Tak lama kemudian datanglah tamu utusan Jenderal Soedirman dan Bung Tomo. Mbah Hasyim menemui utusan tersebut dengan didampingi Kyai Ghufron yang juga pimpinan Laskar Sabilillah Surabaya. Sang tamu menyampaikan surat dari Jendral Sudirman yang berisi permohonan terhadap Hadratusysyech KH. HASYIM ASY'ARI karena usianya sudah sepuh ( kurang lebih usia beliau 74 tahun ) dimohon berkenan untuk mengungsi ke Sarangan , Magetan agar tidak tertangkap oleh Belanda. Sebab jika tertangkap , beliau akan dipaksa membuat sta

Sikap orang yang lupa pada Alloh SWT

Gambar
Sikap orang yang lupa pada Alloh                                    الغَافِلُ اِذاَ اَصْبَحَ نَظَرَ فيماَ يَفْعَلُ، والعاَقِلُ يَنْظُرُ ماَذاَ يَفْعَلُ اللهُ بِهِ  ”orang yang lupa atau lalai dalam tauhidnya(bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut ketentuan takdir Alloh), jika pagi hari dia selalu berangan-angan apakah yang harus aku kerjakan hari ini (yakni mengatur dirinya sendiri), sedangkan orang yang sempurna akal tauhidnya memikirkan apakah yang akan ditakdirkan Alloh bagi dirinya hari itu”.  Jadi pandangan orang yang lalai pada Alloh, itu selalu mengatur dan memandang dirinya dan kemampuan atau rencananya,maka dari itu Alloh menyerahkan urusannya itu pada dirinya sendiri. sehingga tidak akan berhasil apa yang direncanakan. Sedangkan orang yang berakal, itu selalu memandang Alloh selalu mengingat kekuasaan dan kebijaksanaan Alloh, maka Alloh mencukupi apa yng menjadi kebutuhannya, jadi permulaan pemikiran yang bergerak dalam hati itu menjadi timbangan dan ukuran tau

RASULULLAAH MENETESKAN AIR MATA SAAT MENDENGAR CERITA SAHABATNYA

Gambar
Pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, terdapat seorang sahabat bernama Abu Dujanah. Setiap usai menjalankan ibadah shalat berjamaah shubuh bersama Baginda Nabi, Abu Dujanah selalu tidak sabar. Ia terburu-buru pulang tanpa menunggu pembacaan doa yang dipanjatkan Rasulullah selesai.  Ada satu kesempatan, Rasulullah mencoba meminta klarifikasi pada pria tersebut.   “Hai, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu sampaikan pada Allah sehingga kamu tidak pernah menungguku selesai berdoa. Kenapa kamu buru-buru pulang begitu? Ada apa?” tanya Nabi.   Abu Dujanah menjawab, “Anu Rasulullah, kami punya satu alasan.”  “Apa alasanmu? Coba kamu utarakan!” perintah Baginda Nabi.   “Begini,” kata Abu Dujanah memulai menguraikan jawabannya. “Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Nah, di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam

Kisah Jin dari China yang Durhaka Kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Gambar
Dalam manuskrip Nahrul Qadiriyah, Syekh Abu Said Abdullah bin Ahmad Ali al-Baghdadi bercerita: Pada tahun 537 H, putriku yang bernama Fatimah naik ke atas loteng rumah. Tak lama kemudian ia menghilang secara misterius. Pada waktu itu ia masih perawan dan usianya baru 16 tahun. Aku mengadukan kejadian itu kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Beliau berpesan kepadaku, “Pergilah kamu malam ini ke padang pasir Kurkh dan duduklah di bukit yang kelima. Di situ buatlah lingkaran yang mengelilingimu dengan membaca, ‘Bismillah..” Lalu Syekh Abdul Qadir Jailani berkata, “Di tengah malam, akan lewat di hadapanmu rombongan jin dalam rupa yang bermacam-macam. Kamu jangan takut. Kemudian di sepertiga malam terakhir akan lewat di hadapanmu raja mereka yang dikawal pasukan yang begitu banyak. Apabila ia menanyakan keperluanmu, maka katakan kepadanya, ‘Syekh Abdul Qadir mengutusku untuk menghadapmu.’ Lalu katakan kepadanya peristiwa yang menimpa putrimu.” Lalu Aku pergi melaksanakan perinta

SHALAWAT DALAILUL KHOIROT

Gambar
Berkata Almarhum Guru Hudhari, Allahu Yarham, semua shalawat itu bagus, tapi ada satu shalawat yang spesial yang bisa mendatangkan bau harum surga didunia ini, yaitu Dalail Khairot. Kata beliau lagi, aku ini nak ya, th 1960 waktu Guru Sekumpul umur 18 tahun, kami baca Dalail Khoirot dirumah Guru Semman Mulya didaerah keraton, waktu itu berkumpul Habib Zein AlHabsy, Guru Syarwani (Guru Bangil), Guru Semman Mulya, Guru Salman Jalil dan Guru Ibad…. Guru Sekumpul yang mimpin baca Dalail Khoirot kata Guru Hudhari. Setelah selesai membaca Dalail Khoirot tiba2 saja ada bau harum yg harumnya sama dengan harum misik abidh (kasturi putih) dan harumnya menyengat sekali….lalu aku tanyakan kepada Guru Bangil, bau apa ini guru??? Kata Guru Bangil “ini salah satu fadhilah membaca Dalail Khoirot..ini bau syurga Ma’wa yg datang kesini berkat kita membaca Dalail Khoirot yang dipimpin langsung wali Qutub muda (Guru Ijay/Guru Zaini sekumpul)” Kata Alm Guru Hudhari, Guru Sekumpul mulai umur 13

IJAZAH CORONA DARI PARA KYAI DAN HABAIB

Gambar
*1- Habib Luthfi Bin Yahya* Baca ;  *بِسْمِ اللهِ الَّرحْمنِ الّرحِيْمِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدنَا مُحَمَّدٍ بِعَدَدِ كُلِّ دَاءٍ وَدَوَاءٍ* Dibaca 11 x, Ba'dah Sholat *3. Habib Taufiq* Pasuruan Baca ;  *اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم* Baca : Setiap Ba'dah Maktubah 11 x  *3. Kyai Aqil Sirodj* Ketua PBNU Baca ; *أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ* *بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فىِ اْلاَرْضِ وَلاَ فىِ السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعِ اْلعَلِيْمِ* Dibaca ; Ba'dah Shubuh + Ashar 3 / 7 x *4. Kyai Chusen Ilyas* Mojokerto Baca : *يارحمن يا رحيم يا قدوس السلام يا عزيز يا عليم يا كريم* *لاحول ولاقوة إلا بالله* Dibaca ; Malam hari 11 x *5. Ijazah saking mbah Hasyim Asy'ari* لي خمسة اطفى بها حرالوباء الحاطمة المصطفى والمرتضى واب

Habib Zain bin Smith dan 3 Hal untuk Menyambut Pemberian Alloh SWT.

Gambar
Habib Zain bin Smith ra. dan 3 Hal untuk Menyambut Pemberian Alloh Setelah menjelaskan tentang tiga wasiat menyambut ramadan, Habib Zain bin Smith ra. juga menjelaskan secara rinci tiga hal dalam menyambut pemberian Allah. Berikut penjelasannya: Tiap orang hendaknya menyambut akan berbagai anugerah-anugerah dan pemberian-pemberian Allah tersebut, sedangkan menyambut akan pemberian-pemberian Allah tersebut dapat dilakukan dengan 3 hal: Pertama, Dengan selalu berusaha dan bersungguh-sungguh dalam (menggapai) ridho Allah yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa, Allah SWT berfirman: “Dan barangsiapa yang berjihad (berusaha dengan sungguh-sungguh) maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri.” “Hendaknya engkau berusaha dengan sungguh-sungguh maka niscaya engkau akan melihat (hasilnya), dan ambillah kesempatan untuk mendapatkan janji (Allah) berupa petunjuk, yaitu petunjuk yang telah disebutkan dalam ayat pada surat Al Ankabut.” Rasulullah SAW bersungguh-sungguh dalam beramal pa

SALAH SATU KAROMAH WALIYULLAH : AL HABIB ABDURRAHMAN AL HABSYI-CIKINI

Gambar
EKSAVATOR BERKAPASITAS 80 TON ITU TIDAK MAMPU MENGANGKUT MAKAM, BAHKAN BUKCKETNYA PUN PATAH DAN KEJADIAN TERSEBUT TERJADI BEBERAPA KALI. Beliau Ulama besar Jakarta yang Makamnya tidak bisa digusur oleh pengembang sebuah apartemen bernama PT. CWG. Makamnya tersebut malah mengeluarkan Mata Air yang mampu menjadi Wasilah penyembuh berbagai penyakit. Al Habib Abdurrahman merupakan ayah dari Waliyullah Al Habib Ali Kwitang. Beliau Wafat tahun 1879 M dan di Makamkan di Cikini.  Pada bulan Juli 2010, PT. CWG (Cempaka Wenang Jaya) bermaksud menggusur Makam Beliau karena menghalangi pembangunan apartemen seluas 1,6 hektar disana. Makam Beliau diangkut beserta Tanah disekelilingnya seperti tanaman yang diangkat dengan potnya. Namun setelah Tanah siap diangkut, peristiwa aneh terjadi. Eksavator berkapasitas 80 ton itu tidak mampu mengangkut Makam, bahkan bukcketnya (Pengeruk) pun patah. Kejadian ini terjadi beberapa kali. Setelah berbagai usaha sulit dilakukan, akhirnya pihak pengemba

Sosok Wali Allah KH. ABDUL ADZIM SIDOGIRI

Gambar
 Abdul Adzim Sidogiri: Salamnya Saat Sholat Langsung Dijawab Rasulullah   KH Abdul Adzim, itulah sosok Wali Allah dari Sidogiri Pasuruan. Hampir semua ulama’ menyebutnya penuh dengan keistimewaan, memang beliau layak dikatakan seorang wali. Bahkan sebagian habaib menilai Kiai Abdul Adzim bukan hanya wali biasa, tapi rajanya para wali. Konon, setiap pekan beliau didatangi oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan dalam tahiyat sholat, saat sampai pada kalimat, ”Assalamu’alaika ayyuhan Nabiyyu….,” Nabi MUHAMMAD SAW selalu menjawab salam beliau secara langsung. Bila tidak dijawab oleh nabi, beliau mengulang kalimat tersebut sampai Nabi menjawabnya, baru diteruskan membaca kalimat ”Assalamu’alaina….”. Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau adalah wali Autad keempat, di mana di dunia ini ada empat wali Autad dan beliaulah yang nomor empat.   Wali Autad adalah wali yang tidak diketahui oleh orang lain, bahkan wali itu sendiri tidak merasa bahwa dirinya adalah seorang wali. Menurut KH Muchit

ASAL USUL DO'A LI KHOMSATUN

Gambar
ASAL-USUL DOA LI KHOMSATUN PENOLAK WABAH? INI SEJARAHNYA Adanya Pandemi COVID-19 telah membuat kita sebagai manusia tersadarkan akan betapa lemahnya diri ini. Seakan kita diajak merenung kembali dan berintrospeksi diri terhadap segala apa yg diperbuat selama ini. Berbagai ikhtiar dan doa terus dilakukan guna berharap kepada-Nya semoga pandemi ini cepat berlalu dan kita semua dapat beraktifitas sedia kala. Salah satu ikhtiar doa untuk menghela pandemi COVID-19 yg kini tengah viral adalah Li Khomsatun (Lima Pribadi Mulia). (Baca: Tulis Doa Ini Agar Selamat dari Wabah Penyakit) Sekilas Doa Li Khomsatun Li Khomsatun merupakan puisi, syair nazam yang berisi pujian terhadap keluarga Rasulullah saw. Doa ini pernah dipraktikkan oleh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama dan santrinya serta diijazahkan kepada masyarakat ketika dulu dilanda pagebluk (baca: wabah) di mana bila pagi ada orang sakit, maka sorenya meninggal dunia. Hal ini dikisahkan oleh KH. Masduqi Abdurrahman, Pe